Ritual Adat atau Upacara Adat Suku Jawa

Ritual Adat atau Upacara Adat Suku Jawa


Suku Jawa dikenal sebagai suku dengan jumlah populasi terbanyak di seluruh Indonesia. Di manapun tempat di Nusantara, orang Jawa pasti selalu ada. Selain dikenal memiliki pribadi yang ramah, orang-orang Jawa juga punya sejarah tradisi dan kebudayaan yang luar biasa, sama seperti suku-suku lainnya. Hal ini dibuktikan misalnya dengan banyaknya jenis tari, musik, rumah adat, dan upacara adat yang dimilikinya. Upacara Adat Jawa adalah suatu ritual yang dilakukan secara bersama-sama oleh kelompok masyarakat yang masih memiliki keterkaitan etnis, suku, maupun kebudayaan untuk mencapai tujuan yang bersumber pada nilai-nilai leluhur dan nenek moyang mereka. Di Jawa sendiri, ada beberapa upacara adat yang tergolong cukup unik dan harus dikenalkan pada genarasi muda agar warisan nenek moyang ini tetap lestari dan terjaga. Apa saja upacara adat Jawa tersebut? Berikut informasinya untuk Anda.


1. Upacara Adat Suku Jawa – Upacara Sekaten

Hasil gambar untuk upacara sekaten


Didalam suku jawa adanya upacara sekaten ini merupakan bentuk rasa hormat masyarakat Jawa kepada Baginda Nabi Rasulullah SAW yang mana Rasulullah SAW ini sudah menyebarkan agama yang mulia (Islam) di tanah Jawa ini.
Selain itu, upacara sekaten juga merupakan upacara peringatan kelahiran Rasulullah SAW yang mana upacara sekaten ini diadakan selama 7 hari.
Pada saat ini upacara sekaten ini masih dilestarikan di kawasan kerajaan-kerajaan, seperti di Yogyakarta dan Kota Solo. Bahkan ketika upacara sekaten dimulai, dari pihak kerajaan keraton didaerah Surakarta ini mengeluarkan 2 jenis alat musik gamelan, yaitu gamelan Guntur Sari, dan gamelan Kyai Gunturmadu.
2. Upacara Adat Suku Jawa – Upacara Kenduren
Hasil gambar untuk upacara kenduren
Apakah kamu pernah melihat sesaji seperti gambar diatas? Sesaji diatas ini identik dengan upacara adat suku jawa ini, yaitu upacara kenduren atau lebih dikenal oleh orang-orang sebagai sebutan nama selamatan.
Adanya upacara kenduren ini meruapakan hasil penggabungan budaya Jawa dan agama Islam di pada abad 16 masehi.
Pada awalnya, upacara kenduren ini menggunakan doa-doa agama budha atau menggunakan doa-doa agama hindu. Kemudian setelah mengalami penggabungan dengan agama Islam, digantikanlah doa-doa itu menjadi doa-doa yang biasa digunakan di agama Islam.
Begitu juga dengan sesaji yang dulu biasanya digunakan ketika adanya upacara kenduren ini, namun pada saat ini sesaji-sesaji itu tidak di gunakan lagi. Untuk saat ini upacara kenduren ini hanya ditujukan untuk makan-makan bersama, itupun sebagai tanda syukur kepada Allah SWT, bukan untuk persembahan-persembahan seperti budaya Kejawen pada zaman dulu.

3. Upacara Adat Suku Jawa – Upacara Tedak Sinten

Hasil gambar untuk upacara tedak siten

Tedak siten ini adalah selamatan, yang mana didalam kebudayaan adat Jawa harus mengadakan tedak siten. Selamatan ini dimulai dari si bayi sudah mulai bisa belajar berjalan. Di beberapa bagian kawasan lain yang berada di Negara Indonesia mengenal tradisi ini dengan sebutan nama turun tanah.
Dalam upacara tedak siten ini tidak ada maksud tujuan lain/tujuan yang berkaitan dengan hal-hal mistik. Upacara tedak siten ini tujuannya hanya untuk mengungkapka rasa syukur kepada sang pecipta, karena Allah telah memberikan nikmat kesehatan, dan nikmat kesempurnaan fisik pada sang bayi.
Semua adat istiadat suku Jawa ini dilakukan dengan cara turun menurun. Selain itu juga, kita harus pandai-pandai memilih dalam mana yang memang diperbolehkan oleh syariat-syariat Islam atau tidak.
Mudah-mudahan adanya artikel ini bisa menambah wawasan ilmu mengenai kebudayaan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengertian Masalah Sosial Menurut Para Ahli Beserta Contoh Dan Cara Penyelesaianya

Implementasi grafik komputer di berbagai bidang kehidupan