Ketahui 5 Fakta Menarik Ibu Kartini Ini biar Makin Mengidolakannya!
Raden Ajeng Kartini
Sosok Raden Ajeng Kartini atau R.A. Kartini merupakan salah satu sosok penting bagi Indonesia. Ia dikenal sebagai pahlawan hak kaum perempuan. Sebagai bentuk penghargaan kepada perjuangan hak perempuan yang dilakukannya di masa lampau, tanggal kelahirannya, yakni 21 April diperingati sebagai Hari Pahlawan Nasional R.A. Kartini atau Hari Kartini.
Sebagai generasi penerus bangsa, tentunya Quipperian perlu mengenal sosok Kartini lebih dalam. Untuk itu, Quipper Video Blog akan membahas 5 fakta menarik Ibu Kartini. Yuk, dibaca ulasannya berikut!
1. Buku “Habis Gelap Terbitlah Terang” Menuai Kontroversi
Fakta menarik Ibu Kartini yang pertama adalah perihal buku karangannya. Salah satu hal yang cukup identik dengan R.A. Kartini ialah buku berjudul “Habis Gelap Terbitlah Terang.” Buku tersebut merupakan kumpulan surat R.A. Kartini, khususnya ada 53 surat yang ditujukan kepada sahabatnya, orang Belanda, yakni Rosa Abendanon.
Surat-surat tersebut kemudian dikumpulkan oleh J.H. Abdendanon. Total ada 150 surat yang berhasil dikumpulkan Abdendanon. Namun, tidak semua surat tersebut ditampilkan dalam buku yang dalam bahasa Belanda berjudul “Door Duisternis tot Licht” tersebut.
Saat diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, isi surat yang ditampilkan sekitar 100 surat. Dalam buku tersebut, banyak pemikiran Kartini yang mengkritik kondisi sosial saat dirinya hidup. Khususnya terhadap posisi perempuan dalam struktur sosial masyarakat kala itu.
Namun, isi buku tersebut sempat diragukan kebenarannya oleh para sejarawan. Sebab, tidak ada bukti bahwa seluruh surat yang ada di dalam buku tersebut adalah tulisan tangan R.A. Kartini. Meski begitu, bila kamu membaca buku tersebut, kamu akan mengerti bagaimana pemikiran Kartini terhadap masyarakat kala itu.
2. Kartini Mahir Berbahasa Belanda
Fakta menarik Ibu kartini selanjutnya adalah beliau mahir berbahasa Belanda, Quipperian. Sebagai seorang anak bangsawan Jawa, Kartini mendapat pendidikan yang cukup. Dari pendidikan itu, Kartini mendapat kesempatan untuk mempelajari bahasa Belanda. Kepiawaiannya berbahasa Belanda itulah yang membuat dirinya memiliki akses untuk berkomunikasi dengan berbagai elemen pemerintahan Belanda masa itu.
Bahkan, perempuan yang lahir pada 21 April 1879 tersebut mampu menuliskan permohonan beasiswa pendidikan kepada Pemerintah Belanda saat dirinya berusia 20 tahun. Permohonan itu sempat disetujui. Hanya saja, kala itu Kartini sudah menikah sehingga beasiswa itu diberikan kepada orang lain.
Tak hanya itu, Kartini juga sempat menuliskan surat protes kepada pemerintahan Hindia Belanda. Dalam suratnya, Kartini meminta Pemerintah Hindia Belanda untuk memasukkan bahasa Melayu dan bahasa Belanda dalam kurikulum pendidikan kaum pribumi.
Kepiawaiannya merangkai kata dalam bahasa Belanda itulah salah satu hal yang dikagumi banyak sahabatnya dari kalangan bangsa Belanda. Bahkan, kalau kamu membaca terjemahan surat-surat Kartini dalam buku “Habis Gelap Terbitlah Terang” maka kamu bisa merasakan rasa bahasa khas dirinya yang indah.
3. Jago Masak & Sempat Menulis Resep Masakannya dalam Aksara Jawa
Selain membaca dan menulis, hobi Kartini yang cukup dikuasainya ialah memasak. Ia mampu memasak beragam masakan, khususnya masakan khas Jawa.
Dari sekian banyak hasil kreasi tata boganya, ada dua masakan andalannya yang digemari oleh banyak orang. Masakan itu ialah Sup Pangsit Jepara dan Ayam Basengek. Kedua masakannya itu menjadi primadona dari sekian banyak resep kreasinya.
Nah, fakta menarik Ibu Kartini kali ini ialah beliau sempat mengumpulkan dan menuliskan resep-resep masakannya. Resep-resep itu ditulis dengan menggunakan aksara Jawa. Penulisan resep dengan aksara Jawa tersebut menunjukkan Kartini masih menguasai tradisi budaya leluhurnya.
Adapun, Kartini menggunakan kemahiran memasaknya sebagai sarana diplomasi kebudayaan kepada pemerintahan Belanda dan Hindia Belanda kala itu. Melalui masakannya, Kartini berhasil mengenalkan budaya Jawa kepada bangsa Belanda sehingga mereka menghormati kebudayaan Jawa.
Resep-resep itu kemudian ditulis kembali oleh Suryatini N.Ganie, cicit Kartini, dalam buku berjudul “Kisah & Kumpulan Resep Putri Jepara; Rahasia Kuliner R.A. Kartini, R.A. Kardinah, dan R.A. Roekmini.” Kalau Quipperian ingin tahu resep apa saja yang merupakan buah karya Kartini, maka kamu bisa membacanya di buku tersebut.
4. Menjadi Juru Dakwah Agama Islam
Tak hanya memperjuangkan hak-hak perempuan pada masanya, Kartini juga dikenal sebagai juru dakwah agama Islam. Ia belajar menekuni ajaran agama Islam dari Kyai Sholeh bin Umar, ulama dari Darat, Semarang.
Kartini mulai menekuni ajaran Islam secara mendalam ketika Kyai Sholeh berceramah mengenai tafsir Surat Al-Fatihah. Dari penjelasan Kyai Sholeh tentang makna ayat Al-Fatihah tersebut, Kartini semakin tertarik mendalami Al Qur’an.
Bahkan, ia pun ikut berdakwah dan menunjukkan wajah Islam yang ramah kepada bangsa Belanda. Kartini, melalui surat-suratnya kepada koleganya di Belanda, selalu menjelaskan ajaran dan menunjukkan sisi keindahan Islam. Pertemuan Kartini dengan Kyai Sholeh dapat dikatakan sebagai bagian perjalanan spiritual penting dalam hidupnya.
5. Ada Nama Jalan Kartini di Belanda
Sosok Kartini tidak hanya dicintai dan dihormati di Indonesia, melainkan juga di Belanda. Hal itu dibuktikan dengan adanya nama jalan R.A. Kartini di Belanda, yakni di kota Utrecht, Venlo, Amsterdam, dan Haarlem.
Di Utrecht, Jalan R.A Kartini terletak di kawasan deretan perumahan yang tertata apik. Jalan tersebut dihuni oleh kalangan menengah. Jalan utamanya berbentuk huruf ‘U’ yang ukurannya lebih besar dibandingkan jalan-jalan yang menggunakan nama-nama tokoh Eropa lainnya.
Lalu, di Venlo, nama jalannya ialah RA Kartinistraat di kawasan Hagerhof. Bentuk jalannya berupa huruf ‘O’ dan di sekitarnya terdapat nama jalan dari tokoh Anne Frank dan Mathilde Wibaut.
Kemudian, di Ibukota Belanda, yakni Amsterdam, jalan Raden Adjeng Kartini ada di daerah Zuidoost atau dikenal dengan Bijlmer. Di sekitar jalan tersebut terdapat nama-nama jalan dari tokoh-tokoh ternama yang berkontribusi kepada sejarah dunia, seperti Jalan Rosa Luxemburg, Nilda Pinto, dan Isabella Richaards.
Dan, paling menarik ialah di Haarlem. Nama jalan Kartini berdampingan dengan nama jalan dari tokoh-tokoh perjuangan Indonesia. Jalan R.A. Kartini berdekatan dengan Jalan Mohammed Hatta, Jalan Sutan Sjahrir, dan langsung tembus ke Jalan Chris Soumokil, Presiden Kedua Republik Maluku Selatan (RMS).
Komentar
Posting Komentar